Thifan adalah nama suatu daerah di Negeri Turkistan Timur, daerah
jajahan China yang kemudian diganti namanya menjadi Sin Kiang, yang
artinya Negeri Baru (Lihat Turkistan: Negeri Islam Yang Hilang, DR.
Najib Kailany). Namun kalau kita simak dalam peta dunia, yang akan kita
temukan adalah nama Turfan, daerah otonomi yang termasuk dalam wilayah
China Utara.
Turkistan Barat dijajah oleh
Rusia yang memasukkannya ke dalam wilayah Uni Sovyet. Sebelum Islam
datang ke daerah ini, beberapa suku asli seperti Tayli, Kimak, Doghan,
Oirat, Kitan, Mongol, Naiman, dan Kati telah memiliki sejenis ilmu
beladiri purba berbentuk gumulan, sepak tinju dan permainan senjata yang
dinamakan "kagrul", yang dipadukan dengan pengaturan napas Kampa.
Dakwah Islam mulai disebarkan di Turkistan kira-kira pada dua abad setelah hijriah, sebagaimana tertulis dalam Kitab Zhodam :
"Maka
tatkala sampailah dua abad lepas hijrah orang-orang sempadan tanah
China arah utara itu masuk Islam. Lalu ilmu pembelaan diri masa mereka
memeluk Budha itu dibawanya pula dalam alam Islam, tetapi
ditinggalkannya segala upacara yang bersangkut paut dengan kebudhaannya
seumpama segala penyembahan, cara bersalam dengan mengatupkan kedua
belah tangan, lambang-lambang, dan segala istilah."(ZHODAM, Syiharani, halaman 9).
Menurut M. Rafiq Khan dalam bukunya "Islam di Tiongkok", mengatakan sebagai berikut :
"Orang
Muslim pertama yang datang di Tiongkok ialah dalam zaman pemerintahan
Tai Tsung, kaisar kedua dari dinasti Tang (627-650 Masehi). Jumlah
mereka ada empat orang, seorang berkedudukan di Kanton, yang kedua di
kota Yang Chow, yang ketiga dan yang keempat berdiam di kota Chuang
Chow. Orang yang mula-mula mengajarkan Islam ialah Saad bin Abi Waqqas,
yang meletakkan batu-batu pertama mesjid Kanton yang terkenal sekarang
sebagai Wai-Shin-Zi, yaitu Mesjid untuk kenang-kenangan kepada Nabi"
Dituliskannya
pula bahwa selama Pemerintahan Tai Chong (Kaisar ke-2 dari Dinasti
Tsung tahun 960-1279 Masehi) Tiongkok diserbu oleh penguasa Muslim dari
Kashgharia, yaitu Baghra Khan beserta pasukannya, lalu menduduki Sin
Kiang (Simak : Islam di Tiongkok; M. Rafiq Khan dan Sejarah Da'wah
Islam; Thomas W. Arnold).
Hal ini disepakati oleh seorang China
ahli sejarah terkenal yang bernama Prof. Chin Yuan menyatakan bahwa
orang-orang Islam mengirimkan utusan-utusan mereka ke Tiongkok dalam
tahun 651, utusan-utusan itu bertemu dengan Kaisar Tiongkok di Changan
(Sianfu), ibukota Tiongkok pada waktu itu. Pada tahun 713 M. perbatasan
barat Tiongkok dikuasai oleh seorang jenderal Arab yang terkenal bernama
Qutaiba bin Muslim, pada waktu itu ia telah menaklukkan daerah yang
luas di Asia Tengah dan namanya sangat ditakuti.
Dari uraian di
atas dapat dilihat bagaimana hubungan atau interaksi antara dakwah Islam
dengan tumbuhnya berbagai macam beladiri di kawasan China, sehingga
terjadi pula Islamisasi beladiri. Sesuai dengan bahasa Urwun yang
merupakan bahasa asalnya, Thifan Po khan berarti "Kepalan Tangan Bangsawan Thifan". Beladiri ini mempunyai riwayat tersendiri yang khas sebagaimana diceritakan dalam kitab yang bernama Zhodam.
Pada
awalnya ada sejenis cara pembelaan diri purba berbentuk gumulan, sepak
tinju dan permainan senjata yang disebut Kagrul, bercampur Kumfu China
Purba. Tersebutlah seorang pendeta Budha bernama Ponitorm/Tamo
Sozhu/Tatmo/Darma Taishi yang berasal dari Hindustan, ia mengembara ke
China untuk menyebarkan ajarannya.
Dalam pengembaraannya
sampailah ia ke kawasan Liang yang diperintah oleh Raja Wu, karena
terkena fitnah ia melarikan diri dan sampai di Bukit Kao, di sana ia
merenung selama 9 tahun. Menyadari murid-muridnya sering mendapat
gangguan, baik dari binatang buas, manusia, atau penyakit yang
mengakibatkan kurang lancarnya misi penyebaran agama Budha, maka ia pun
menyusun suatu rangkaian gerak pembelaan diri seperti tersebut di atas.
Campuran
Kumfu China Purba dengan Kampahana Tinju Hindustan yang diatur dengan
jalan pernapasan Yoga Dahtayana membentuk Shourim Kumfu/Shaolin Kungfu
di wihara-wihara. Pengkajian beladiri ini disusun dalam Kitab I Zen Zang
serta ilmu batinnya dalam Kitab Hzen Souzen. Sampai di sini ada
kesamaan sejarah dengan beladiri lain seperti Shorinji Kempo, Karate,
dan lain-lain, yang masih satu sumber.
Aliran Shourim terus
berkembang ke arah utara China dan memasuki daerah orang Lama (Tibet)
dan orang Wigu (Turkistan). Di sana aliran Shourim ini pun pecah menjadi
berpuluh-puluh cabang. Setiap cabang pun berkembang dan terpengaruh
alam tempat pertumbuhan aliran tersebut. Pecahnya Shourim menjadi
berbagai macam aliran ini disebabkan Dinasti yang berkuasa tidak
menyukai orang Shourim.
Tersebutlah seorang bangsawan bernama
Je'nan dari Suku Tayli yang pandai ilmu Syara dan terkenal sebagai ahund
(ustadz atau guru) muda. Je'nan menghimpun ilmu-ilmu beladiri itu dan
ia pun berguru pada pendekar Namsuit serta orang-orang Wigu. Bersama
para pendekar Muslim lain yang memiliki keahlian ilmu Gulat Mogul,
Tatar, Saldsyuk, Silat Kitan, Tayli, mereka pun membentuk sebuah aliran
bernama Shurul Khan (siasat para raja/bangsawan).
Dari Shurul Khan
inilah terbentuk sembilan aliran, aliran-aliran ini kemudian digubah,
ditambah, ditempa, dialurkan, lalu dipilah, diteliti dan dikaji sebagai
cikal bakal munculnya Thifan Po Khan. Pada masa itu pengaruh ajaran
Islam sudah masuk ke dalam beladiri ini.
Perkembangan Thifan Po Khan di Indonesia
Diperkirakan
Thifan masuk ke Indonesia pada tahun 1678 pada masa Sultan Malik
Muzafar Syah dari Kerajaan Lamuri, pada saat itu Sultan Malik Muzafar
Syah mendatangkan pelatih-pelatih dari Turki Timur yang kemudian
disebarkan ke kalangan para bangsawan di Sumatera (dapat dilihat dalam
Kisah Raja-raja Lamuri/ Raja Pasai).
Pada abad ke-18 Tuanku Rao
dan kawan-kawan mengembangkan ilmu ini ke daerah-daerah Padang, Tapanuli
Selatan dan Minang, hingga tersebar ke Bonjol, Sumatera bagian Timur
dan Riau yang berpusat di Air Jernih, Batang Uyun (Merbau). Dari Merbau
ini diperkirakan menyebar ke Malaysia dan Thailand. Dari Merbau dan
Bonjol menyusuri pantai utara Sumatera sampai ke kota Muko-Muko dan
akhirnya masuk ke pulau Jawa, terus menyebar dan tidak diketahui ke mana
saja penyebarannya.
Sekitar tahun 1900-an Tuanku Haji (Hang)
Uding membawa ilmu Thifan ini ke pulau Jawa dan menyebarkannya di daerah
Betawi dan sekitarnya.Masuknya ilmu Thifan ke pulau Jawa ada yang
langsung yaitu yang disebarkan oleh orang-orang Tartar ke pulau Jawa
sambil berdagang kain, ada pula yang tidak lansung yaitu melalui pesisir
pulau Sumatera seperti tersebut di atas.
Pada masa SDI dan SI ada
beberapa pemuda Islam yang mengkaji beladiri Thifan Po Khan, kemudian
pada masa Masyumi beladiri Thifan Po Khan mulai berkembang dan dikaji
oleh beberapa kelompok pemuda Islam tetapi tidak berlanjut.
Pada
tahun 1960an gerakan-gerakan keislaman mulai surut, beladiri-beladiri
yang berasaskan Islam pun ikut surut, sehingga penyebarannya pun terjadi
dengan sembunyi-sembunyi, begitu juga dengan Thifan Po Khan yang
berasaskan Islam, penyebarannya kembali surut, pada masa itu hanya
beberapa orang saja yang mengkaji Thifan Po Khan dan itupun dilakukan
dengan sembunyi-sembunyi.
Pada masa Orba untuk pertama kalinya
gerakan Keislaman mulai timbul kembali dalam batas-batas tertentu, dan
akhirnya tersendat kembali. Pada waktu itu penyebaran beladiri Thifan Po
Khan kembali surut dan hanya dikaji oleh beberapa orang saja secara
pribadi dan tidak dibuka secara umum.
Pada tahun 1972 Thifan Po
Khan mulai diajarkan kembali secara pribadi-pribadi di kalangan pemuda
PERSIS, walaupun banyak tantangan dari kalangan pemuda PERSIS sendiri,
akhirnya pada tahun 1976 dibentuk Yayasan Thifan Po Khan, tapi yayasan
itu tidak berkembang karena beberapa kendala, beladiri Thifan Po Khan
pun hampir hilang dari permukaan.
Pada tahun 1980an beladiri
Thifan Po Khan mulai tersebar ke berbagai wilayah di pulau Jawa, tetapi
penyebarannya terbatas pada Pesantren-pesantren PERSIS dan pemuda-pemuda
masjid.
Pada tahun 1987an berdiri lembaga olah raga beladiri
Thifan Po Khan, kemudian berganti-ganti badan hukum, timbul beberapa
kendala di dalamnya dan akhirnya terbentuklah Persaudaraan Thifan Po
Khan Indonesia pada awal tahun 2005.
Sebenarnya cukup banyak
orang yang berjasa dalam menyebarkan ilmu Thifan Po Khan di pulau Jawa,
tetapi nama-nama mereka tidak dikenal dan penyebarannyapun tidak
diketahui ke mana saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar